04 February 2009

ARSHAVIN, ARSENAL, DAN ARSENE WENGER

Transfer yang menghebohkan itu tuntas sudah. Andrei Arshavin mengakhiri petualangannya di Zenit St. Petersburg dan bergabung dengan Arsenal. Pihak Arsenal mengeluarkan 12 juta poundsterling untuk memboyong playmaker Rusia berusia 27 tahun tersebut. Sebelumnya, Zenit mematok harga tak kurang dari 20 juta pound. Mengingat prestasi Arshavin di musim kemarin, tentunya harga tersebut masuk akal. Arshavin sukses membawa Zenit St. Petersburg juara liga Rusia, Piala UEFA, dan tampil gemilang di Piala Eropa 2008.

Arshavin sendiri sudah mengatakan bahwa dia ingin pindah ke klub yang lebih besar, dengan Barcelona sebagai tujuan utamanya. Sayang, Barcelona tidak tertarik untuk meminang Arshavin karena memang The Catalans sudah memiliki sosok ’superhero’ dalam diri Lionel Messi. Memang sempat ada rumor bahwa Arshavin akan menggantikan peran Ronaldinho yang hijrah ke AC Milan, tapi ternyata Pelatih Barca, Pep Guardiola, lebih mempercayakan skuad yang ada daripada harus membeli amunisi baru.

Tottenham Hotspur juga dikabarkan berminat untuk memboyong Arshavin, namun pihak The Lily Whites tidak menemui kesepakatan soal harga. Tottenham pun merekrut compatriot Arshavin di timnas, Roman Pavlyuchenko dari Spartak Moskow. Dan nasib Arshavin pun semakin tidak jelas karena Zenit St. Petersburg mulai tidak menurunkan Arshavin di beberapa partai, ditambah pembelian Danny Alves untuk menambah kekuatan lini depan. Adalah Arsenal yang menjadi pelabuhan berikut bagi Arshavin. Arshavin mengenakan nomor punggung 23. Arsene Wenger memang butuh sosok playmaker setelah dua pemain utamanya, Cesc Fabregas dan Tomas Rosicky cedera berkepanjangan. Sejauh ini, Wenger hanya punya Samir Nasri sebagai pengatur serangan. Kedatangan Arshavin tentunya membuat Wenger merasa lega. Karena Arsenal memang sangat membutuhkan pemain baru guna memperjuangkan tiket Liga Champions musim depan.

Pertanyaannya, apakah Arshavin betul-betul pemain yang sesuai dengan kebutuhan Arsenal saat ini? Bila kita melihat situasi sekarang, tentunya tepat. Tapi apakah Arshavin mampu menjadi solusi menyeluruh bagi The Gunners?

Sebagai tim dengan filosofi menyerang, dan terbiasa melakukan possesion football, Arshavin merupakan pilihan yang bijak untuk Arsene Wenger. Skill mumpuni, cepat, dribel bagus, dan punya visi diatas rata-rata, Arshavin tentunya mempunyai kualitas yang cukup untuk menjadi pemain andalan Arsenal. Bersama dengan para pemain bermental menyerang yang sudah lebih dulu menghuni Emirates Stadium, Robin Van Persie, Emmanuel Adebayor, Carlos Vela, Samir Nasri, dan Tomas Rosicky, Arsenal bakal memiliki daya ledak yang dahsyat. Namun satu hal yang menjadi perhatian saya untuk Arsenal adalah sosok penyeimbang tim, pemain jangkar. Sepeninggal Gilberto Silva ke Panathinaikos dan Mathieu Flamini ke AC Milan, Arsenal tidak mempunyai gelandang bertahan yang mumpuni. Sekarang Wenger banyak bertumpu pada gelandang muda Denilson untuk posisi tersebut. Tapi karakter asli Denilson kurang cocok untuk tugas itu. Manajemen Arsenal sudah berkali-kali berusaha membeli pemain untuk menutupi pos tersebut. Sebut saja Yaya Toure, Xabi Alonso, Gareth Barry, atau Marcos Senna, semua masuk daftar incaran. Namun tak satupun yang berhasil digaet. Mereka malah kehilangan Philipe Senderos ke AC Milan. Kolo Toure sedang rentan cedera. Dan andalan mereka di lini belakang hanyalah William Gallas, yang ternyata juga membuat kontroversi dengan menyebut ada keretakan internal di tim Arsenal.

Seharusnya Wenger memperhatikan kondisi ini, dan lebih fokus pada pembelian pemain di posisi gelandang bertahan. Mari kita lihat kondisi tim Big Four lainnya. Manchester United punya Michael Carrick, Owen Hargreaves, Darren Fletcher, dan Anderson mampu mengisi posisi tersebut. Chelsea punya John Obi Mikel, Michael Essien, dan Frank Lampard. Liverpool punya Javier Mascherano dan Xabi Alonso. Keadaan ini tentunya kontras dengan keadaan Arsenal.

Arsenal mirip dengan Valencia yang juga mempunyai banyak pemain lini depan kelas dunia, namun kerap kebobolan karena pertahan mereka kurang bagus. Namun dengan pemikiran 'satu-satunya cara untuk menang adalah mencetak gol' tentunya cukup beralasan untuk lebih memperkuat sektor depan. Perlu diperhatikan juga bahwa terkadang mempertahankan keunggulan jauh lebih sulit daripada mengejar ketertinggalan. Pada bursa transfer mendatang hendaknya manajemen Arsenal sudah harus memikirkan hal ini.

Apakah Arshavin mampu membuat lubang ini tak terlihat? Atau Arsene Wenger punya strategi jitu untuk meredam masalah tersebut? Patut disimak.


No comments: