Selamat ulang tahun bocah tanggung. Sekarang anda berumur 21 tahun. Cukup berumur, bisa dibilang dewasa, kalau tidak ada yang complain. Meskipun anda mungkin masih ingin berakting seperti anak umur 12 tahun yang masih menyusun puzzle dan bermain petak umpet, tapi tak bisa dihindari, selamat datang di kehidupan ’pria 20-an’ pada umumnya! Anda boleh membuka botol anggur anda, bila anda suka tentunya, dan bersulang sendirian di kamar. Sayang tidak ada siapa-siapa sekarang. Untuk menghilangkan rasa kesepian anda, silahkan anda kunjungi dunia maya dan lihat betapa banyak orang yang mengucapkan selamat karena anda masih hidup sampai saat ini. Saya pun akan melakukan hal yang sama. Lihat betapa mereka menyayangi anda. Dan saya tahu anda pun sangat menyayangi mereka. Anda memiliki keluarga yang (tentunya) juga mencintai anda, yang mencium anda saat mereka melihat anaknya keluar dari kamar di hari yang berbahagia ini. Atau kekasih yang selalu setia menemani anda dan rela tetap terbangun hingga larut malam untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada anda. Plus teman-teman anda (saya melihat beberapa dari mereka tampak aneh dan memiliki ikatan khusus dengan anda) yang juga ingin berbagi kebahagiaan. Saya mengerti anda bingung bagaimana membalas mereka. Satu slice pizza isi daging untuk masing-masing teman anda tentunya menguras isi tabungan anda. Dan membalas setiap pesan mereka saya pikir sesuatu yang cukup masuk akal. Namun saya berharap anda dapat mentraktir mereka secara kecil-kecilan, dan sekali lagi, bila anda punya tabungan rahasia untuk melakukan hal tersebut. Bila tidak, semangkuk mi instan plus telur rebus dan the hangat mungkin bisa menjadi alternatif. Lalu? Bagaimana dengan saya? Apa yang akan anda lakukan terhadap saya? Mungkinkah anda membiarkan saya tetap seperti ini? No improvement? Saya tahu anda memikirkan hal ini kemarin malam saat anda masih genap berusia 20 tahun. Sebagai orang yang paling mengerti tentang anda, pasti anda sangat berharap menginginkan perubahan positif di antara kita. Menuju langkah selanjutnya. Bukan, bukan itu, saya tidak mendukung pernikahan sesama jenis. Saya pikir anda dapat menjadi sosok yang lebih bijak, lebih dewasa, mampu mengontrol diri sendiri, dan mengubah sikap egois anda. Sejujurnya saya bosan mendengar keluhan anda dalam menyikapi hidup. C’mon, Tuhan telah menentukan takdir anda, dan anda harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Apa anda masih ingin menjadi pria lembek yang selalu pesimis terhadap diri sendiri? Apa anda masih punya rasa takut untuk mencoba sesuatu yang baru? Apa anda masih menganggap anda sebagai anak kelas 2 SMA yang sering tertidur ketika membaca textbook sebanyak 200 lembar lebih? Apa anda masih bingung dengan grammar hidup anda sendiri? Tentu tidak! Saya mengenal anda selama 21 tahun. Dan sangat mengerti seluk beluk anda. Anda ingin maju. Tapi belum tahu harus mulai darimana. Saran saya, mulailah berkreasi. Saya akan membantu anda untuk tidak mundur di tengah jalan. Belajarlah dari lingkungan anda. Saya tidak mengerti kenapa saya se-begitu perhatiannya kepada anda. Dan anda sering bilang kepada saya, bahwa anda tidak suka memperdulikan diri sendiri. Anda lebih suka memperhatikan orang-orang di sekitar anda, dan mencoba membantu mereka sebisa mungkin. Niat yang bagus. Tapi tidak cukup baik untuk anda. Bila anda menyayangi mereka, cobalah menyayangi diri anda sendiri. Ubahlah diri anda dari dalam. Kebetulan temanya sedang cocok, pertambahan usia. Kenapa tidak anda memulainya dari sekarang? Saya yakin orang-orang di sekitar anda juga merasa terbantu oleh hal itu. Tapi ingat, jangan merubah karakter asli anda. Atau anda akan dikenal sebagai orang lain.
Riza Arifki
1 comment:
i like it!
it's heard like a nice advice from a cuty self indeed.
Post a Comment