16 January 2009

FOOTBALL TIME : SUGAR DADDY IS IN THE HOUSE!

Di dunia sepakbola, fenomena transfer pemain memang jadi sesuatu yang menarik untuk disimak. Apalagi jika proses transfer tersebut terkait dengan pemain besar, dan tentunya, nilai transfer gila-gilaan yang ditawarkan untuk pemain tersebut. Fenomena seperti ini sudah banyak sekali terjadi dalam sepakbola modern. Bila melihat ke belakang, saya masih ingat ketika Real Betis mampu membuat Denilson (Brazil) menjadi pemain termahal dunia. Bahkan saya waktu itu tidak tahu bahwa Real Betis mempunyai uang sebanyak itu. Kemudian, yang mungkin merupakan isu transfer yang paling saya benci, adalah kepindahan Zinedine Zidane ke Real Madrid dari Juventus yang menjadi transfer termahal di dunia (sekitar 47juta poundsterling). Hingga saat ini banyak gosip-gosip yang bisa dikatakan bila direalisasikan mampu memecahkan rekor Zidane tersebut. Sekarang, atau mungkin sejak dua-tiga tahun yang lalu. Anda pasti menyebut Chelsea sebagai "Klub Kaya Baru". Dengan kucuran dana dari milyarder Rusia, Roman Abramovich, Chelsea dengan mudahnya mampu memboyong pemain-pemain kelas dunia dengan harga selangit. Mulai dari Didier Drogba, Michael Essien, Michael Ballack, sampai yang paling baru adalah Deco. Chelsea bahkan pernah mengucurkan dana 30juta poundsterling "hanya" untuk mendatangkan Andriy Shevchenko dari AC Milan, meskipun dia tidak mampu menyesuaikan diri dan kembali ke klub lamanya sekarang. Real Madrid juga termasuk klub yang suka membelanjakan uangnya secara besar-besaran. Saya masih ingat ketika mereka membeli Steve McManaman dan Michael Owen dari Liverpool, mereka berdua adalah icon di klub lamanya, namun nampak tidak bisa berbuat banyak di Madrid. Madrid kemudian memboyong banyak sekali pemain top dari penjuru dunia. Ronaldo, David Beckham, Ruud Van Nistelrooy, Luis Figo, serta Fabio Cannavaro adalah pemain-pemain kelas dunia yang pernah bermain untuk Real Madrid. Beberapa dari mereka bahkan masih aktif disana. Itupun baru pemain top yang bisa dikategorikan "Old Stuff". Coba anda lihat deretan pemain usia muda mereka, Gonzalo Higuain, Arjen Robben, Fernando Gago, Wesley Sneijder, Rafael Van der Vaart, dan yang paling baru adalah Klaas Jan Huntelaar. Bayangkan, berapa nilai transfer total yang mereka keluarkan untuk memboyong pemain-pemain tersebut? Tentunya akan keluar nominal yang fantastis.
Klub-klub kaya memang mempunyai kapabilitas untuk membeli pemain manapun yang mereka mau. Bahkan dari sesama klub besar pun, mereka tak ragu untuk "merebut" pemain tersebut. Dengan uang yang jumlahnya sangat besar, tentunya tak ada klub yang mampu menolak tawaran tersebut, meskipun si pemain belum tentu menyetujuinya.
Mengapa saya mengangkat topik seperti ini?

Saya kaget ketika mendengar kabar bahwa Manchester City akan membeli Kaka dari AC Milan dengan harga yang tidak masuk akal, 197 juta US$! Bahkan ada isu bahwa nilai tersebut bisa naik dua kali lipat tergantung jalannya negoisasi. Sungguh harga yang tidak masuk akal. Manchester City memang baru saja menjadi klub terkaya di dunia sejak dipegang oleh taipan-taipan dari Timur Tengah, kekayaan mereka ditaksir hampir dua kali lipat dari kekayaan Roman Abramovich. Sebagai "promosi", mereka mampu membeli Robinho seharga 37juta poundsterling dari Real Madrid pada hari deadline transfer pemain!
Kembali kepada Kaka, di harian Kompas menyebutkan, Kaka akan digaji 500ribu poundsterling per minggu (pemain terbaik dunia 2008, Cristiano Ronaldo, "hanya" digaji 150ribu poundsterling per minggu). Pertanyaannya, apakah Kaka akan meninggalkan AC Milan hanya demi uang? Dilema seperti ini bagaikan dejavu bagi AC Milan karena mereka pernah merasakan hal seperti ini ketika Andriy Shevchenko dipinang Chelsea. Saya bukan seorang Milanisti, tapi saya mengerti betul arti seorang pemain bintang bagi klub seperti AC Milan. Meskipun sudah ada Ronaldinho atau Alexandre Pato, saya tetap menilai Kaka sebagai sosok yang tak tergantikan. Ratusan fans bahkan menggelar demonstrasi menuntut pihak manajemen untuk tidak menjual pemain kesayangan mereka tersebut.

Icon AC Milan, Paolo Maldini, berkata bahwa ia yakin Kaka tidak akan pergi karena uang. Jangankan Paolo Maldini, saya-pun yakin bahwa Kaka tidak mata duitan. Namun, pihak manajemen mungkin akan berkata lain. Apalagi ada banyak sekali pihak eksternal yang berusaha mengambil untung dari proses transfer ini. Dikabarkan, seperlima dari total transfer Kaka akan menjadi milik mereka. Saya cukup sedih apabila Kaka harus jadi korban kebijakan para manajemen yang hanya mencari uang semata. Juventus punya Alex Del Piero, AS Roma punya Francesco Totti, Inter Milan punya Javier Zanetti, apa jadinya bila AC Milan kehilangan nowaday icon mereka? Inilah yang membuat saya agak kesal dengan klub-klub super kaya yang seenaknya mencomot pemain-pemain andalan dari klub lain. Tapi lucunya, klub terkaya di dunia, Manchester United, malah jarang gembar-gembor seperti itu. Mereka cenderung membeli pemain dengan harga rasional namun dibina hingga menjadi pemain kelas dunia. Alangkah baiknya jika klub-klub kaya menghormati pemain-pemain yang ingin menetap di klubnya, dan tidak berusaha memaksa dengan uang.

No comments: